19.50
0
Kaum Madyamika menggunakan pandangan yang dialektik sebagai alat untuk kritik terhadap teori-teori. Kaum Madyamika memperoleh konklusi bahwa semua darma adalah sunya (kosong dari segala keadaan independen). Sunya Bukan Teori, tetapi sunya merupakan kewaspadaan (awareness) tentang pentingnya pengenalan terhadap kesadaran.

Sunyata bukan Nihilisme
Pandangan Dialektika Madhyamika dengan sunyata bukan sebagai suatu pandangan yang negatif. Pandangan Madyamika tidak menyangkal semua kebenaran tetapi yang sangkal ad peryataan-peryataan kebenaran. Kebenaran hanya dapat direalisasi dengan kebijaksanaan yang transenden.Sunya bukan suatu pengertian Nihilisme tetapi realitas keadaan. Sunya bukan penolakan dari dunia tetapi suatu penjelasan mengenai bagian-bagian dalam secara implikasi (hubungan dan akibatnya)
Dalam Mahayana banyak kata untuk menyatakan kebenaran akhir
v   Anutpana : sesuatu yang tidak dilahirkan, dijadikan.
v  Nisprapanca : terbebas dari ungkapan dan pluralitas
v  Nirvikalpa : keadaan yang tidak membeda-bedakanv  Bhutatatha : kenyataan sejati
v  Anabhilapya : sesuatu yang tidak dapat diungkapkan
v  Aparapratyaya : kenyataan yang harus direalisasi oleh seseorang

SAMVRTI SATYA DAN PARAMARTHA SATYA 
Samvrti satya : kebenaran yang umum, kenyataan yang nyata.
Candrakirti memberi 3 definisi Samvrti Satya :
1. Secara kata-kata yg diartikan menutup seluruh    sifat sesungguhnya dari benda-benda sehingga mereka terwujud.
2. Hubungan yg saling berhubungan dari benda-benda yaitu kerelatifan sementara
3. Sifat konvensional ad apa yang biasa diterima oleh umum

Paramartha Satya
Paramartha Satya tidak dapat diterangkan secara kata-kata bahasa dan termasuk pada keadaan yang tidak dapat dikatakan. Paramartha hanya dapat  direalisasi oleh para arif bijaksana dalam usaha tekun dalam  penyempurnaan paramitta 
Bodhicitta adalah fondasi dari segala macam kebaikan, sumber dari segala usaha dan kebahagiaan serta sumber dari kesucian


Bodhicitta terbagi menjadi 2 bagian
1. Bodhi Pranidhi Citta : tingkat persiapan untuk mencapai kebuddhaan
2. Bodhiprasthana Citta : Tingkat pelaksanaan sesungguhnya dalam perjalanan menuju cita-cita.
Timbulnya gerakan Mahayana sebagai filsafat setelah Pari Nirvana Sang buddha dapat dicirikan sebagai berikut :
1. Konsepsi tentang kebuddhaan (lokuttara) sebagai sari dari alam fenomena
2. Ide penyelamatan terhadap semua insan dari para Bodhisatva sebagai pengganti dari cita-cita untuk mencapai kebuddhaan.
3. Metafisika tentang Sunyata sebagai sesuatu yang absolut

TRI KAYA
1. Dharmakaya : tubuh halus dari Sang Buddha, suatu kesatuan  dengan yang absolut
2. Sambhogakaya : Tubuh berkah, sinar
3. Nirmanakaya : tubuh ujud yang nyata.
 
Dharmakaya ad. Kenyataan dari alam universal, terlepas dari dualistik dan sifat sebenarnya dari alam semesta.
Sambhogakaya ad. Refleksi dari tubuh dharmakaya  yang sinar keagungan
3. Nirmanakaya ad tubuh yang dipakai oleh Buddha untuk menolong para insan dari penderitaan. Tubuh tersebut dalam dunia terlihat Sakyamuni Goutama Buddha.

NIRVANA
Pengertian Nirvana
1. Sesuatu yg tak terungkapkan dengan kata-kata, tanpa awal, tak  berubah, tanpa rusak
2. Sesuatu yg harus direalisasi oleh pribadi seseorang/padamnya nafsu-nafsu
3. Nirvana adalah keselamatan dan kedamaian abadi.

Ada 4 cara pengunkapan Nirvana dalam mahayana
1. Negatif
2. Positif
3. Paradoksal
4. Simbolik

0 komentar:

Posting Komentar