21.16
0


A.    Pengertian Ritual
Berkaitan dengan pengertian ritual, upacara adalah rangkaian tindakan terorganisir dengan tatanan atau aturan tertentu yang mengedepankan berbagai tanda atau simbol-simbol kebesaran dan menggunakan cara-cara yang ekspresif dari hubungan sosial, terkait dengan suatu tujuan atau peristiwa yang penting. Macam-macam upacara, seperti upacara kenegaraan termasuk upacara militer dan upacara bendera, upacara adat dan agama (Mukti, 2003:73).

Menurut Mukti (2003:73) ritual adalah upacara keagamaan yang mengekspresikan iman, berupa pemujaan dan kebaktian atau ibadah, dengan menggunakan sarana-sarana simbolik yang bersifat mistis (hal gaib yg tidak terjangkau dng akal manusia yg biasa). Tindakan ritual, alat ritual, dan mantra-mantra dalam agama Buddha dipandang memiliki daya mistis. Ritual Tantra khususnya, ditandai mantra, dharani, genta, dan mandala (lingkaran magis yang digambarkan sebagai suatu kawasan kosmis dengan berbagai lambang Buddha), dan mudra. Harus disadari, segala perangkat upacara yang berbeda-beda menurut aliran atau mazhab memiliki muatan kepercayaan domestic umat pemeluknya. Akulturasi [yaitu percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi] budaya merupakan hal yang biasa dalam sejarah perkembangan agama. Orang yang memahami ajaran Buddha, satu-satunya nilai dari upacara ritual adalah keadaan pikiran yang bersih dan sungguh-sungguh yang dapat diwujudkan, karena keadaan pikiran semacam itu mempunyai kekuatan yang mempengaruhi karma (Mukti, 2003:74-75).
Tindakan religius dalam agama Buddha didasarkan pada pengertian yang benar, bahwa lenyapnya duka, atau nasib dirinya tergantung pada apa yang diperbuatnya sendiri, tidak tergantung pada kekuatan di luar dirinya. Kedudukan makhluk adikodrati yang personal dapat dikatakan ditukar dengan Triratna. Buddha dan Bodhisattwa yang dipuja, sesungguhnya secara normatif dipandang sebagai prinsip spiritual, bukan seorang makhluk pribadi.
Mukti (2003:75) menyatakan bahwa, ritual sebagai tindakan penghormatan meneruskan praktik yang telah dilakukan umat ketika Buddha Gotama masih hidup. Terdapat variasi cara memberi hormat dan bersujud, tergantung kesantunan atau tradisi masing-masing. Keragaman tata-cara penghormatan merupakan hal yang lazim, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kaum Kalama (A. I, 188).
Tindakan ritual yang sempurna melibatkan ketiga ungkapan keberadaan kita, yaitu tubuh, perkataan, dan pikiran. Tubuh bertindak melalui gerak, perkataan melalui mantra-mantra (gatha, paritta, dan sutta), pikiran melalui meditasi. Sikap menghormat dalam upacara bermacam-macam sesuai dengan mazhabnya, paling tidak dapat dikelompokkan sebagai anjali dan namaskara (yang bervariasi), serta pradaksina. Tantra dibanding dengan aliran lain, lebih kaya dengan gerakan sikap-sikap ritual sampai kepada bentuk-bentuk tari-tarian.
Kekuatan efektif upacara bukan pada bentuk ritual, tetapi yang penting adalah sikap mental dan pikiran seseorang yang memanfaatkan ritual sebagai latihan untuk menjadi semakin maju dalam perjalanan mencapai kesucian. Sikap mental religius tidak terbatas pada saat-saat ritual, tetapi harus sepenuhnya dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari (Mukti, 2003:77).

0 komentar:

Posting Komentar