08.42
0


Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah upaya untuk mendorong  pembelajaran  yang  dilaksanakan kapan  saja  dan  di mana  saja.  Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru   Anda  di  kelas,  tetapi   dengan memanfaatkan  kelas   maya   Anda   akan mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, Anda akan didorong untuk lebih aktif dan kreatif.
Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya Anda diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar digital, di samping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik pengetahuan yang telah Anda dapatkan maupun hasil karya yang telah Anda buat kepada kawan-kawan Anda. Anda juga diharapkan mampu untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual.

A.      Pemanfaatan Kelas Maya
Dalam  pembelajaran,  teknologi  dapat  dimanfaatkan  untuk  memperluas  jangkauan pembelajaran,  meningkatkan  kecepatan  belajar,  dan  meningkatkan  efisiensi  pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang  tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka revolusi pembelajaran.
1.      Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi tersedia’ dalam skala global. Selama Anda memanfaatkan koneksi internet, Anda akan mendapatkan informasi apapun yang tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari informasi, Anda juga tidak akan merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.


2.      Fleksibilitas belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang Anda laksanakan selama ini (kelas konvensional), guru adalah sumber belajar utama bagi Anda. Akan tetapi dengan kelas konvensional yang diperkaya dengan TIK, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat kapan Anda belajar dan tempat Anda belajar, selama Anda dapat menggunakan komputer dan mengakses internet.
3.      Interaksi – evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri. Dengan memanfaatkan TIK, Anda dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, maupun mengerjakan ujian di manapun dan kapanpun Anda inginkan. Dalam beberapa model ujian, Anda juga dimungkinkan untuk mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik secara otomatis, sehingga Anda tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil penilaian ujian Anda.
4.      Kolaborasi – penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas. Dengan memanfaatkan internet, Anda telah berada dalam sebu`ah jaringan yang luas. Oleh karena   itu,   dengan   memanfaatkan   perangkat   diskusi   melalui   internet,   Anda   dapat berkomunikasi, berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide, permasalahan, maupun solusi dengan rekan atau guru Anda. Dengan perangkat ini Anda juga dapat membuat kelompok belajar. Dalam kelompok ini Anda akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar antar teman.
5.      Peluang pengembangan – konten digital dapat terus-menerus dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional. Dalam kelas konvensional, Anda dan guru harus berada dalam ruangan yang sama. Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru Anda dapat memberikan instruksi dari tempat tertentu dan Anda tetap dapat mengikuti instruksi guru Anda tersebut walaupun Anda berada di tempat yang berbeda.
6.      Motivasi – multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Dengan TIK, Anda akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan konsep atau peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, Anda akan mendapatkan ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan minat Anda dalam belajar.

Lingkungan belajar yang mewadahi peran teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran inilah yang disebut dengan e-learning. Derek Stockley (2003) mendefinisikan e- learning sebagai penyampaian program pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik. Senada dengan Stockley, dalam bukunya E-Learning – A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices, Som Naidu (2006) mendefinisikan e- learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan TIK dalam proses belajar mengajar. Selain  e-learning,  beberapa  istilah  juga  digunakan  untuk  mendefinisikan  model  belajar mengajar tersebut yaitu online learning, virtual learning, maupun network atau web-based learning. Oleh karena itu, Anda tidak perlu bingung  terhadap penggunaan berbagai istilah tersebut. E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty, 1999).
1)      Model Adjunct.
Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus karena keberadaan e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.


2)      Model Mixed/Blended.

Model  ini  menempatkan  e-learning  menjadi  bagian  tidak  terpisahkan  dari  pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara daring, sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka. Akan tetapi, Bersin (2004) berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning.
3)      Model Daring Penuh/Fully Online.
Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah satu contoh model ini adalah open course ware yang dikelola oleh Massachusetts Institut of Technology (MIT) di laman http://ocw.mit.edu/index.htm, online course edx dengan berbagai pembelajaran daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas di dunia pada https://www.edx.org/, pembelajaran daring (online course) yang dipelopori oleh Universitas Harvard, Coursera di laman  https://www.coursera.org/ , atau online course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman https://iversity.org/. 
Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai a. tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement), b. pengganti sebagian pembelajaran (complement), atau c.  pengganti  seluruh  pembelajaran  (replacement)  sesuai  Gambar  III.1.  E-learning  yang dimaksud dalam konteks

Sumber : 
https://www.academia.edu/8001227/SIMULASI_DIGITAL_-_KELAS_MAYA
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34465605/KELAS_MAYA_7Maret2014.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1438963578&Signature=hMRHMWIVPGcUn1gUh3BUp3%2B1o6g%3
 

0 komentar:

Posting Komentar